Tuesday 25 June 2013

[Obrolan Dapur] Tentang Roti



Foto diatas adalah roti yang saya buat kemarin. Apakah anda bisa melihat sesuatu yang "aneh" pada roti tersebut? Bukan... Roti tersebut tidak berisi alien yang bisa bergerak sendiri :))

Ceritanya kemarin saya mencoba bereksperimen dengan adonan roti, baik untuk bahan, takaran serta cara pembuatannya.

Sebelum saya bercerita tentang roti yang kemarin saya buat, saya akan sedikit bergossip tentang roti yang biasa kita temui di toko. Kalau kita perhatikan ada dua macam roti yang tersedia di pasaran, yaitu roti yang bertekstur lembut dan bertekstur keras. Roti bertekstur keras biasa kita temui pada produk roti buatan Eropa (French toast/ roti tongkat salah satunya). 

Ada banyak hal yang menyebabkan tekstur roti berbeda-beda. Salah satu diantaranya adalah dari bahan-bahan yang di gunakan. Sering kali kita menemukan pada resep roti manis dicantumkan bahan susu, telur dan juga terigu berprotein tinggi. Kandungan protein yang ada pada bahan-bahan tersebut lah yang menyebabkan lembut tidaknya roti yang dihasilkan nantinya. Selain itu juga jumlah cairan dan juga lemak (mentega atau butter) yang ditambahkan jika cairan dan lemak yang ditambahkan kurang, maka hasilnya roti akan keras. 

Sekarang tentang roti yang saya buat kemarin. Eksperimen yang saya lakukan kemarin adalah saya tidak menggunakan baik susu maupun telur pada resep, sedangkan terigu yang saya gunakan kemarin adalah terigu biasa. Terigu untuk roti biasa disebut terigu Cakra (mengacu pada merek sebenarnya, sedangkan terigu biasa sering juga disebut terigu segitiga (sekali lagi mengacu pada merek).

Satu lagi eksperimen yang saya lakukan adalah, saya tidak menggunakan ragi instant (fermipan untuk mengembangkan adonan). Nah lho... Terus gimana caranya adonannya bisa mengembang. Saya menggunakan sedikit adonan Bakpao Panggang (yang belum dimasak tentu saja) sebagai pengembangnya. FYI ragi instant/fermipan merupakan bibit jamur dan adonan merupakan media bagi jamur untuk berkembang.

Oh iya, saya dapat idenya gegara keinget dulu pernah liat atau baca dimana gitu mengenai sebuah toko roti yang menggunakan cara seperti itu sejak puluhan tahun lalu.

Kembali ke roti saya. Setelah semua bahan diuleni menjadi sebuah adonan yang kalis, saatnya untuk di diamkan/ ditenangkan agar jamur tumbuh dan adonan mengembang. Berbeda dengan apabila kita menggunakan ragi instant, waktu yang diperlukan untuk adonan mengembang dengan cara yang saya pakai kemarin relatif lebih lama.

Kalau menggunakan ragi instant cukup diistirakatkan selama 30 - 60 menit, kalau adonan kemarin 60 menit adonan masih anteng, belum ada mengembang-mengembangnya. 

Daaan... Celakanya saya kelupaan dengan adonan ini, karena sibuk ngerjain yang lainnya, saya baru nyadar dengan keberadaan adonan tersebut yang tergeletak pasrah diatas kulkas pukul 10 malam, saya membuatnya sekitar pukul 3 sore. 

Adonannya sudah mengembang 2x lipat (bahkan lebih). Ketika saya kempiskan dan diuleni lagi, adonannya tidaklah sekalis adonan yang kemarin (kurang elastis kalau saya bilang). Adonan tersebut saya bagi menjadi beberapa bagian untuk kemudian saya masukkan kedalam cetakan dan kemudian diistirahatkan untuk yang kedua kalinya sebelum saya panggang.

Adonan saya istirahatkan selama hampir 30 menit, adonannya bisa mengembang namun tidak seperti yang saya harapkan. Biasanya waktu istirahat yang kedua ini cukup 5 sampai 10 menit. 

Selama proses memanggang saya lihat, rotinya mengembangnya tidak sebagus roti di pasaran, tidak mulus dan ada retakan-retakan (terutama dibagian pinggirnya). Ngerasa agak-agak aneh juga ngeliatnya sih. 

Kurang lebih 30 menit dipanggang, akhirnya rotinya matang juga (oh iya, saya pakai oven kompor yang bentuknya kotak kayak brangkas itu). Daaaan.... Hasilnya keras sodara-sodara. Nyengir-nyegir dah ngeliatnya :))

Kesimpulan
Membuat roti tidaklah semudah yang dibayangkan, ada banyak hal yang harus diperhatikan.  Terutama ketelatenan, ketepatan takaran bahan dan ketepatan waktu dalam mengistirahatkan adonan dan memanggang.

Oh iya, it's fun koq buat bereksperimen, walaupun nanti hasilnya tidak seperti yang kita harapkan atau bayangkan. Jangan takut mencoba, karena banyak masakan yang sekarang ini terkenal berawal dari coba-coba. 

Terakhir, walaupun bentuknya aneh, mirip permukaan planet Mars, tapi untuk rasanya tetep enak koq (agak-agak sedikit lebih asin karena terlalu lama di istirahatkan)

Saturday 22 June 2013

[Obrolan Dapur] Lomba Memasak Serba Tempe

Dari Senin sampai dengan Kamis kemarin sekolah rame dengan kegiatan class meeting, berbagai macam lomba diadakan untuk anak-anak semunya. Khusus untuk hari Kamis kemarin (20/6/2013) kemarin adalah lomba memasak. Untuk pesertanya seluruh siswa baik putra maupun putri.
Memasak bersama

Tema lomba nya adalah masakan serba tempe. Tidak disangka dan tidak di duga, walaupun kemarin-kemarinnya mereka sempat mengeluh (tentang iuran, pembagian tugas, peralatan masak yang harus dibawa, dan sebagainya), namun pada saat pelaksanaan anak-anak antusias sekali.
Tempe Bacem

Kegiatan lomba diadakan di halaman kelas, dari sekian peserta lomba, hanya 2 kelompok yang membawa kompor gas, lainnya membawa kompor minyak dan bahkan ada yang memasak menggunakan tungku kayu (batu bata dan kayu diperoleh dari seputaran halaman sekolah).
Perkedel Tempe

Sempat saya menengok sejenak ketika anak-anak tengah memasak. Ada kelompok yang sudah selesai memasak dan tengah mengatur penyajian. Ada juga yang masih sibuk dengan masakannya, sibuk dengan api yang padam melulu, ada juga yang malah berdebat dengan sesama kelompok gara-gara masakan. Yah namanya juga anak-anak :))

Bestik Tempe

Kelar memasak dan anak-anak sudah menyiapkan masakan mereka, saatnya untuk penilaian. Daaan... Ternyata jurinya adalah semua guru yang ada di sekolahan saat itu (termasuk saya). Ini adalah hukum kebetulan yang menyenangkan. Kebetulan pas laper, kebetulan pas diajak mencicipi masakan anak-anak.
Pepes Tempe
Anak-anak cukup kreatif dalam menyajikan masakan mereka, walaupun beberapa ada yang terlalu banyak hiasannya sehingga terlalu meriah (menurut saya lho ya, silahkan anda menilai sendiri dari foto-foto yang ada). Untuk jenis masakannya bervariasi, tiap kelompok diberikan resep masakan yang berbeda. Untuk rasa? Namanya juga anak-anak yang, saya rasa banyak diantara mereka yang tidak pernah membantu ibunya memasak di rumah (terutama yang laki-laki). Namun secara keseluruhan cukup enak, tidak ada yang ancur-ancur banget lah :p

 Dari segi penampilan, ini dia favorit saya, sederhana dan rapi
Sate Tempe

Burger Tempe

Kroket Tempe
Kalau yang ini makanan yang bikin bingung, namanya dadar tempe tapi bentuknya seperti perkedel, untuk rasa lumayan lah...

Dadar Tempe
  
Dan ini masakan-masakan yang lainnya:

Gulai Tempe

Martabak tempe

Martabak tempe

Sate Tempe

Burger Tempe
Mana pilihan anda?

Sunday 16 June 2013

[Resep] Bakpao Panggang


Kalau biasanya kita jumpai bakpao yang dikukus, kali ini saya bikin bakpao dengan cara sedikit berbeda, yaitu di panggang, dan tidak menggunakan oven, akan tetapi menggunakan cetakan kue apem/ kue cubit. Cara memasak ini saya temukan secara tidak sengaja, gara-garanya malas untuk memakai oven :p

Rasa dari masakan ini adalah lembut pada bagian atas (seperti bakpao pada umumnya) dan crispy di bagian bawahnya. Berikut bahan-bahan dan cara membuatnya

BAHAN-BAHAN
500 gr terigu untuk roti dan mie
1 bungkus ragi instant
50 gr gula pasir
1/2 sdt garam
250 ml  susu/santan/air biasa
100 gr mentega

ISIAN
100 gr dark cooking chocolate potong dadu

CARA MEMBUAT
  1. Campur terigu, ragi instant, gula pasir, dan garam sampai rata.
  2. Masukkan susu aduk hingga rata
  3. Tambahkan mentega, uleni hingga kalis (tidak menempel di tangan), bulatkan, tutup dengan lap basah, diamkan 30 menit.
  4. Setelah 30 menit, kempiskan adonan, bagi menjadi 16 - 20 bagian (sesuaikan dengan besarnya cetakan), bulatkan tiap bagian.
  5. Pipihkan tiap bagian, isi dengan coklat, bulatkan kembali, taruh di dalam cetakan, tutup dengan penutup panci, diamkan selama 5 menit,
  6. Panaskan cetakan dengan api kecil, masak hingga matang selama kurang lebih 10 menit.
  7. Matikan api, angkat. Lakukan hingga adonan habis.
  8. Bakpao panggang siap disajikan untuk teman minum teh atau kopi.
  9. Untuk 16 - 20 potong
CATATAN
  • Cetakan yang digunakan adalah cetakan bulat dengan dasar tebal seperti yang saya gunakan dalam pembuatan kue Surabi Bayam
  • Untuk isian, selain coklat bisa juga menggunakan keju, selai atau pasta kacang hijau/kacang merah sesuai selera anda.
  • Letakkan adonan kedalam cetakan dalam kondisi api belum menyala. Setelah "kloter" pertama matang, matikan apinya, angkat kuenya, letakkan adonan yang baru, tutup, kemudian diamkan selama 5 menit, baru apinya dinyalakan.

Monday 10 June 2013

[Review] Mie Thoprak Dan Dawet Gempol Pleret

Es Dawet Gempol Pleret

Kalau kemarin saya me review ekstrem kuliner (yakali ekstrem gegara tumpukan kolesterol yang terkandung di dalamnya). Kali ini saya akan me review tempat makan yang normal (nah lho).

Seperti judulnya tempat makan yang saya ulas kali menyajikan makanan khas Solo yaitu Mie Thoprak dan Gempol Pleret (ulasan mengenai Mie Thoprak dan tempat makan lain yang menyajikan Mie Thoprak bisa dibaca disini).

Warung makan ini terletak di Jl. Dr. Wahidin No. 39 daerah Margoyudan Solo. Sebelah utara Masjid Ta'mirul, sekitar 10 meter. Tempat makan ini cukup mudah dikenali karena tempatnya yang mepet tembok Ponpes Ta'mirul dan hanya ada satu-satunya di daerah tersebut sehingga mudah untuk mencarinya.

Selain dua menu utama yang tadi sudah disebutkan, warung makan ini juga menyajikan berbagai macam sup, dari mulai sup ayam, sup galantin sampai dengan sup matahari. Bukan sup yang terbuat dari bunga matahari, atau sup yang dipanaskan dengan matahari, tapi sup dengan cincangan daging yang di bungkus dengan dadar tipis dan kemudian dibentuk bunga matahari. 

Pada awalnya saya hanya pengen makan es dawet gempol pleretnya saja, cuman waktu ditanyain pelayannya saya jadi tergoda untuk mencicipi sup ayamnya juga (begitu mudahnya aku tergoda >_<)

Es dawet gempol pleret merupakan es yang berisi campuran santan kelapa, juruh (gula jawa yang  di encerkan), cendol, gempol dan pleret. Gempol terbuat dari tepung beras yang dicampur air dan gula jawa dan kemudian dibentuk mirip usus yang dikukus dengan rasa yang manis, sementara pleret terbuat dari beras kecil (biasa disebut menir - bahasa Jawa) berbentuk bulat seperti kelereng dan rasanya gurih/asin.

Es Dawet Gempol Pleret di warung ini di dominasi rasa/aroma gula jawa yang kuat, namun rasanya tidak terlalu manis. Sangat segar dinikmati di siang hari yang panas. Porsinya pun kecil, sehingga tidak terlalu mengenyangkan pas untuk camilan.

Sup Ayam Kampung

Untuk teman es Dawet Gempol Pleret saya memesan sup ayam. Sup ayam ini menggunakan ayam kampung, dengan tambahan sayuran berupa wortel, kacang polong, kapri, kentang dan bawang merah goreng. Rasa dan aroma yang mendominasi dari masakan ini adalah rasa ayamnya, untuk bumbu-bumbu berupa bawang putih, merica dan lain-lainnya tidak terlalu menonjol (kalau mengutip pak Bondan, bumbunya tipis saja). Namun demikian aroma dari masakan ini tidaklah amis sama sekali. Nyaman untuk dinikmati.

Yang unik disini adalah dalam penyajiannya, masakan berupa sup dengan kuah yang banyak tidaklah disajikan di dalam mangkuk, namun di dalam piring ceper, padahal kalau kita memesan mie thoprak maka akan disajikan di dalam mangkuk (agak-agak aneh emang).

Menurut saya kedua makanan tersebut merupakan kombinasi yang pas untuk disantap disaat siang hari, baik waktu panas maupun dingin/hujan. 

Mengenai tempatnya sendiri, berhubung berupa warung biasa, jangan bayangkan dan harapkan tempat yang nyaman dan berkelas, yang ada beberapa meja tinggi panjang dan kursi tanpa sandaran panjang (yang biasa disebut dingklik). Dan berhubung warungnya rame, terkadang kebersihan tempat suka terlewatkan, beberapa kali saya lihat meja belum dibersihkan namun pembeli baru sudah menempati meja tersebut, jumlah pelayan yang kurang juga menjadi salah satu penyebabnya. Namun jika kita mau sabar menunggu si mas-mas pelayan bakal membersihkan meja yang akan kita pakai. Dan juga sering saya lihat pengunjung yang membuang tissue bekas lap secara sembarangan di lantai. Btw anyway busyway, daripada dibuang ke lantai kenapa nggak di taruh di piring/mangkuk bekas makan aja sik? Toh nantinya sisa makanan (kalaupun ada) yang ada di atas piring/mangkuk bakal di buang  dan dibersihkan oleh bagian cuci piring (termasuk tissue bekas yang habis kita pakai tadi).

Penilaian saya untuk warung ini adalah 3/5 saya suka dengan makanannya, namun gegara tingkah beberapa pengunjung yang tidak bertanggungjawab jadi agak-agak kurang sedap di pandang. I would love to give 4 or even 5 stars if this place cleaner. Still, I recommend this place when you visit Solo :)

Sunday 9 June 2013

[Review] Tengkleng Pasar Klewer


Tengkleng merupakan salah satu makanan khas Solo yang jarang bisa kita temui di kota-kota lain. Kita bisa dengan mudah menemukan penjual di seputaran kota Solo. Dari sekian banyak penjual tengkleng, salah satu yang nge hits dari dulu sampai sekarang adalah tengkleng Pasar Klewer.

Seperti namanya, penjual tengkleng ini bisa kita temui di Pasar Klewer, tepatnya di depan pasar Klewer sebelah gapura. Jangan membayangkan sebuah warung atau rumah makan dengan bangunan permanen atau semi permanen. Tengkleng Pasar Klewer merupakan warung kaki lima, dengan penjual berada di depan warung dan beberapa dingklik (kursi kayu panjang) di tata di belakangnya.

Tengkleng sendiri merupakan masakan berbahan dasar kambing, hampir seluruh bagian tubuh kambing bisa dipakai untuk masakan ini, dari mulai daging, jerohan, kaki, kepala dan juga otak. Bumbu yang dipakai untuk tengkleng adalah bumbu gulai, tapi tidak menggunakan santan sehingga rasanya segar.


Pada tengkleng Pasar Klewer, rasa bumbunya halus, tidak terlalu kenceng bumbunya (tidak seperti masakan berbahan dasar kambing pada umumnya). Apabila anda suka rasa yang lebih nendang, tengkleng Pasar Klewer disajikan dengan beberapa biji cabai rawit. Hal menarik lainnya dari tengkleng Pasar Klewer ini adalah dalam penyajiannya, masakan ini disajikan dalam piring daun yang biasa disebut pincuk.

"Paket standard" yang ada di warung ini adalah nasi + daging yang ditusuk seperti sate, jerohan dan bagian dari kepala (entah itu mulut atau telinga), namun kita bisa "request" isian, jangan heran kalau ada pembeli yang minta jerohan, mata, ataupun otak. Khusus untuk otak tidak dimasak bersama-sama dengan bahan lainnya, namun dibungkus dengan daun pisang. 

Oh iya satu lagi, jangan heran juga kalau ada pembeli yang minta klepon. Klepon disini bukan kue tradisional yang terbuat dari tepung ketan berisi gula merah itu, akan tetapi bagian jerohan yang biasa disebut eretan.

Harga untuk satu porsi tengkleng mulai dari Rp 20.000,- tergantung dari isian yang kita request. 

Warung tengkleng Pasar Klewer buka mulai dari sehabis dhuhur (sekitar pukul 13.00) sampai dagangan habis (biasanya sebelum pukul 15.00 sudah habis). Jika hendak kesini sebaiknya datang lebih awal karena bahkan sebelum pedagangnya datang orang-orang sudah pada antri, terlebih saat akhir pekan dan hari libur. 

Penilaian saya 4/5 untuk warung tengkleng Pasar Klewer, sebuah petualangan kuliner yang menarik dan menyenangkan makan di pinggir jalan dengan budget yang terjangkau. Jika anda tengah berada di kota Solo, saya rekomendasikan untuk mencoba kuliner yang satu ini, dijamin anda bakal ketagihan karenanya :D

Btw not recommended untuk anda yang mempunyai penyakit jantung, darah tinggi, asam urat karena kolesterolnya yang tinggi. 

Thursday 6 June 2013

[Resep] Surabi Bayam



Sebenarnya tadi si bapak minta nya agar bayam yang ada diolah menjadi bakwan bayam, cuman karena bosan sering bikin bakwan bayam, cari-cari ide akhirnya bikinlah surabi bayam ini. Cara membuatnya mudah dan tidak memakan banyak waktu. Cocok untuk camilan teman minum teh atau kopi. Berikut resep dan cara membuatnya.

BAHAN KULIT
250 gr terigu
1 sdt ragi instant
400 ml susu cair
1/2 sdt garam
1 sdm gula pasir
2 butir telur ayam

ISIAN
1 ikat bayam, cincang kasar
1 buah wortel ukuran besar potong dadu kecil
2 siung bawang putih, iris
Garam dan merica secukupnya
1 sdm saos cabe botolan (jika suka)
1 sdm minyak sayur

CARA MEMBUAT
  1. Campur dan aduk rata semua bahan kulit, diamkan selama 30 menit
  2. Panaskan minyak, tumis bawang putih sampai harum.
  3. Masukkan wortel, masak hingga wortel layu
  4. Tambahkan bayam, garam, merica dan saos tomat, aduk cepat, angkat, sisihkan.
  5. Panaskan cetakan kue apem, beri sedikit minyak goreng.
  6. Masukkan 1 sendok sayur adonan kulit, biarkan hingga setengah matang, masukkan 1 sendok makan isian, tutup masak hingga matang (kurang lebih 5 menit), angkat, siap untuk disajikan.
CATATAN
  • Susu bisa diganti dengan santan atau air putih biasa
  • Untuk bahan isian bisa disesuaikan dengan bahan yang ada.

Sunday 2 June 2013

[Tips] Menabung Untuk Lebaran

Sekitar 2 bulan lagi kita akan menghadapi Hari Raya Idul Fitri, dan seperti yang kita ketahui bersama memasuki bulan Ramadhan harga berbagai macam kebutuhan sehari-hari merangkak naik bisa 2x lipat bahkan lebih dari harga sebelumnya, terlebih sekarang dengan adanya rumor kenaikan harga BBM bisa dibayangkan bagaimana kenaikan harga kebutuhan sehari-hari nantinya.

Untuk itulah kita perlu mengatur pengeluaran dengan cermat serta menabung. Kali ini saya bukan bicara tentang menabung uang, tapi menabung kebutuhan sehari-hari yang kita butuhkan untuk keperluan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Kita akan bicara mengenai menabung makanan dan bahan makanan. Ada beberapa bahan makanan yang bisa kita tabung, kita persiapkan jauh-jauh hari sebelum Ramadhan dan Idul Fitri, diantaranya:


Bumbu Dapur
Bumbu dapur seperti berbagai jenis cabai, bawang merah dan bawang putih serta beberapa bumbu dapur lainnya sering kali mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi selama Ramadhan dan Idul Fitri. 
  • Bawang merah dan putih bisa kita beli jauh-jauh hari dan jika disimpan dalam kondisi terbuka dan di tempat yang kering bawang merah dan putih bisa bertahan sampai 6 bulan. 
  • Untuk menabung cabai bisa dilakukan dengan cara mengeringkannya dan kemudian menyimpannya dalam toples kering kedap udara, dengan cara ini cabai kering bisa bertahan 6 bulan lebih (cara membuat cabai kering pernah saya tulis disini)
  • Bumbu-bumbu seperti merica, ketumbar, kayu manis, dan star anise bisa kita beli dalam keadaan kering baik masih utuh ataupun dalam bentuk bubuk, simpan dalam wadah kedap air, kering dan tertutup rapat maka bisa tahan hingga lebih dari 3 bulan.
  • Rempah-rempah seperti jahe, kunyit dan kawan-kawannya bisa kita tabung dalam bentuk bubuk, simpan di tempat yang kering. Untuk bumbu berbentuk bubuk, jika sudah menggumpal dan apalagi sudah berubah warna/ bau serta keluar jamurnya sebaiknya segera dibuang.
  • Ada banyak bumbu instant dijual di pasaran dari bumbu nasi goreng sampai dengan bumbu rendang, rawon dll. Tak ada salahnya juga anda menabung bumbu instant ini, tapi sepanjang pengalaman saya, saya belum menemukan bumbu instant dengan rasa yang mantap seperti kita memakai bumbu asli, jadi saran saya mending menabung bumbu-bumbu original saja.

Sayuran
Sayuran termasuk bahan makanan yang tidak tahan lama jika disimpan dalam bentuk segar. Ada dua cara untuk menabung sayuran yang pertama membuatnya menjadi acar/asinan dan menanamnya. Berbagai macam jenis bibit sayuran bisa kita dapatkan di pasar tradisional maupun toko pertanian. Gunakan polibag/ pot jika anda tidak mempunyai lahan yang cukup besar. Berbagai jenis sayuran bisa kita tanam di pot/polibag, yang harus kita perhatikan adalah masa panen dari tanaman tersebut. Untuk bayam dan sawi hijau masa tanam tidak lebih dari 1 bulan sudah bisa kita panen, sementara untuk terung 2 - 3 bulan baru bisa kita petik buahnya. Jangan lupa untuk menyiram dan memberi pupuk agar tumbuh dengan baik.

Bahan-Bahan Kue
Berbagai jenis tepung dan susu bubuk dapat kita tabung jauh-jauh hari, letakkan dalam wadah kering, tertutup kedap udara. Untuk mentega, keju dan telur lebih bagus kalau disimpan di lemari es. 

Lain-Lain
  • Daging, unggas dan ikan. Simpan dalam keadaan beku di dalam freezer, bisa bertahan hingga 3 bulan. Apabila anda memiliki halaman yang cukup luas anda bisa menabung unggas dan ikan dengan cara memeliharanya sejak kecil, perhatikan lama  pemeliharaan dan perawatan sehari-hari.
  • Simpan kelapa yang belum dikupas di ruangan terbuka dan kering, jika kelapa sudah dalam bentuk parutan atau santan, simpan dalam wadah tertutup dan masukkan kedalam freezer.
  • Camilan dan kue. Agak susah untuk menabung camilan dan kue buat Lebaran, bukan karena kedua makanan ini cepat basi, tapi lebih kepada susah untuk tidak menggerogoti tabungan kita tersebut :p Untuk anda yang hobi bikin kue dan camilan untuk Lebaran, tidak ada salahnya untuk mengkomersialkan hobi anda tersebut, lumayan untuk pendapatan tambahan :)
Catatan
  • Perhatikan tanggal kadaluarsa masing-masing bahan yang hendak anda simpan, jangan sampai menyimpan barang melebihi tanggal kadaluarsanya.
  • Beri label pada masing-masing kemasan, tulis tanggal anda menyimpannya. Gunakan  bahan yang pertama kali anda simpan (first in first out).
Selamat menyambut Idul Fitri dan selamat menabung :)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes