Sebenarnya ini pengalaman hunting kuliner saya beberapa waktu yang lalu, cuman rupanya belum sempat saya tuliskan disini, jadi sekaranglah saatnya untuk menuliskannya :D
Biasanya tempat makan yang menyajikan makanan yang berasal dari daerah tertentu di daerah lainnya, rasanya tidaklah se autentik aslinya. Tapi untuk makanan yang satu ini, saya tidak mempunyai referensi asli (alias saya belum pernah mencicipi kuliner ini di tanah kelahirannya).
Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mengunjungi dua buah warung yang sama-sama menyajikan Rujak Cingur sebagai salah satu menunya. Warung yang pertama terletak di Jl. Ronggowarsito 148 Solo, berada di sebelah barat RS. PKU Muhammadiyah, sebelum perempatan Tiga Serangkai sebelah kanan jalan (Utara jalan). Warungnya tidak terlalu besar namun cukup mudah untuk ditemukan karena banner yang menutupi bagian depan dan samping dari warung tersebut.
Seperti yang telah saya sampaikan di awal, saya belum pernah menjumpai rujak cingur yang otentik, dan tak berapa lama saya menunggu setelah memesan, inilah yang disajikan kepada saya:
Berbabagai macam sayuran dan buah-buahan yang dicampur dengan saus yang berwarna hitam (nyaris) pekat ditambah 1 buah kerupuk udang. Sayuran yang dipakai berupa kangkung dan taoge, sementara buah-buahan yang dipakai ada bengkoang, nanas dan juga mentimun, ditambah dengan beberapa potongan cingur (lidah sapi) dan tidak lupa potongan lontong. Sedangkan saos hitam yang digunakan merupakan campuran antara petis, kacang tanah dan berbagai macam bumbu.
Rasa yang mendominasi adalah rasa segar dari sayur dan buah-buahan, sedangkan untuk sausnya, rasa dan aroma petisnya terasa kuat dan mendominasi keseluruhan. Sedangkan untuk cingurnya tidak berbau amis. Cukup nyaman untuk dinikmati.
Sebagai teman makan rujak cingur, saya memesan semangkuk es kolak. Yang saya suka dari es kolak disini adalah tampilan dan rasanya yang homy banget. Kolak yang hanya berisi potongan pisang kepok dengan rasa gula jawa yang mendominasi serta aroma vanila yang hanya tipis, dan manisnya pas di lidah saya, tidak kemanisan (dan saya yakin mereka tidak menggunakan pemanis buatan).
Warung yang kedua berada di Jl. RA Kartini, tepatnya di samping parkiran Supermarket/Kafe Atria. Warung ini lebih ramai dibanding warung sebelumya, bisa jadi salah satunya karena faktor lokasi yang lebih strategis.
Sama seperti warung sebelumnya, di warung ini menjual berbagai macam jenis rujak dan rujak cingur salah satu menu yang ditawarkan.
Setelah beberapa saat saya menunggu, inilah yang disajikan ke hadapan saya:
Penampilannya berbeda dengan warung pertama, kerupuk udang digantikan kerupuk merah yang biasa digunakan untuk gado-gado. Sedangkan untuk saosnya relatif lebih berwarna coklat tua, bukan hitam seperti pada warung pertama.
Komposisi isian relatif sama, ada sayuran kangkung, taoge, buah-buahan berupa bengkoang, mentimun, nanas serta potongan cingur dan lontong. Berbeda dengan warung yang pertama, disini rasa kacangnya lebih mendominasi, seperti saus kacang dengan sedikit sentuhan petis di dalamnya.
Saya suka keduanya, dengan perbedaan rasa dan tampilan dari masing-masing, patut dan layak untuk dicoba kedua-duanya. 3,5 bintang untuk masing-masing.