Sesekali boleh dong ya nyicipin makanan bule? *pertanyaan retoris dan tak perlu dijawab* :D
Kali ini saya mencoba makanan dari Italia, yaitu Pizza, dan kedai Pizza yang saya kunjungi adalah Panties Pizza. Pertama kali denger namanya, yang terlintas di pikiran adalah pakaian dalam, entah saya yang piktor, atau memang strategi pemasaran dari pemilik restoran ini.
"Keanehan" lain yang akan kita dapatkan di kedai pizza ini adalah dalam hal pemesanan makanan, kalau biasanya kita duduk manis dan dilayani, maka disini sedikit berbeda. Tidak ada pelayan yang menyapa kita di pintu masuk, mempersilahkan kita duduk dan kemudian "taking order" (melayani pesanan). Jika kita hendak memesan, kita harus datang ke kasir, memilih menu, membayar sambil membawa minuman kita dan kemudian memilih tempat duduk.
Bagaimana dengan pizza pesanan kita? Sebelum meninggalkan kasir, petugas memberikan semacam pager yang akan berbunyi ketika pesanan kita siap. Dan setelah menunggu kurang lebih 15 menit, pager pun berbunyi dan kita bisa mengambil pizza kita di meja kasir.
Kedai Pizza ini hanya menyajikan satu jenis pizza yaitu pizza calzone, pizza lipat yang berbentuk seperti kue pastel, yang membedakan adalah isiannya. Kali ini saya memesan Chicken Pizza, sementara teman saya memesan 1001 Nights Pizza dengan ekstra keju.
Pizza calzone yang telah dipotong dihidangkan diatas "piring" dari anyaman rotan dan di tutup/ dibungkus dengan kertas roti. Chicken Pizza berupa adonan kulit pizza tipis yang di isi dengan potongan daging ayam yang cukup besar dengan keju mozzarela, sementara 1001 Nights Pizza berisikan daging sapi giling dengan bumbu kebab (gulai). Keduanya sama enaknya, sama-sama menyenangkan untuk dinikmati di sore hari. Satu hal yang menjadi ganjalan adalah, kami memesan ekstra keju untuk 1001 Nights Pizza (dengan tambahan biaya tentu saja), tapi entah kenapa kami tidak mendapatkan ekstra nya, antara Chicken Pizza tanpa ekstra keju dan 1001 Nights Pizza terasa sama saja kejunya.
Sebagai teman makan pizza kami memesan Choco Wild Ice dan Hulk (Green) Tea Ice, dari namanya dan juga harganya (masing-masing Rp 10.000,-) kami berharap rasa yang mantap dan orisinal dari kedua minuman tersebut, namun Choco Wild nya terasa seperti minuman Milo (terlalu samar rasa coklatnya), sementara untuk Hulk Tea nya, berasa seperti Teh rasa buah botolan.
Satu hal yang jadi nilai lebih dari kedai makan ini adalah suasananya, meja-meja dan kursi-kursi kayu tanpa finishing ditata di halaman rumah model lama menjadi tempat bagi para pelanggan menikmati makanan dan juga suasana. Cukup nyaman menurut saya, dan saya rasa banyak orang lainnya karena kedai ini selalu ramai tiap harinya.
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, 3,5/5 bintang saya berikan untuk kedai pizza ini. Quiet tricky on choosing the menu, recomended lah untuk tempat nongkrong yang nyaman tanpa harus menguras kantong terlalu dalam.
Panties Pizza terleta di Jl Kebangkitan Nasional No. 63 Penumping Solo, sebelah barat sate Yu Rebi, tempatnya cukup strategis dan mudah di cari.
"Keanehan" lain yang akan kita dapatkan di kedai pizza ini adalah dalam hal pemesanan makanan, kalau biasanya kita duduk manis dan dilayani, maka disini sedikit berbeda. Tidak ada pelayan yang menyapa kita di pintu masuk, mempersilahkan kita duduk dan kemudian "taking order" (melayani pesanan). Jika kita hendak memesan, kita harus datang ke kasir, memilih menu, membayar sambil membawa minuman kita dan kemudian memilih tempat duduk.
Bagaimana dengan pizza pesanan kita? Sebelum meninggalkan kasir, petugas memberikan semacam pager yang akan berbunyi ketika pesanan kita siap. Dan setelah menunggu kurang lebih 15 menit, pager pun berbunyi dan kita bisa mengambil pizza kita di meja kasir.
Kedai Pizza ini hanya menyajikan satu jenis pizza yaitu pizza calzone, pizza lipat yang berbentuk seperti kue pastel, yang membedakan adalah isiannya. Kali ini saya memesan Chicken Pizza, sementara teman saya memesan 1001 Nights Pizza dengan ekstra keju.
Pizza calzone yang telah dipotong dihidangkan diatas "piring" dari anyaman rotan dan di tutup/ dibungkus dengan kertas roti. Chicken Pizza berupa adonan kulit pizza tipis yang di isi dengan potongan daging ayam yang cukup besar dengan keju mozzarela, sementara 1001 Nights Pizza berisikan daging sapi giling dengan bumbu kebab (gulai). Keduanya sama enaknya, sama-sama menyenangkan untuk dinikmati di sore hari. Satu hal yang menjadi ganjalan adalah, kami memesan ekstra keju untuk 1001 Nights Pizza (dengan tambahan biaya tentu saja), tapi entah kenapa kami tidak mendapatkan ekstra nya, antara Chicken Pizza tanpa ekstra keju dan 1001 Nights Pizza terasa sama saja kejunya.
Sebagai teman makan pizza kami memesan Choco Wild Ice dan Hulk (Green) Tea Ice, dari namanya dan juga harganya (masing-masing Rp 10.000,-) kami berharap rasa yang mantap dan orisinal dari kedua minuman tersebut, namun Choco Wild nya terasa seperti minuman Milo (terlalu samar rasa coklatnya), sementara untuk Hulk Tea nya, berasa seperti Teh rasa buah botolan.
Satu hal yang jadi nilai lebih dari kedai makan ini adalah suasananya, meja-meja dan kursi-kursi kayu tanpa finishing ditata di halaman rumah model lama menjadi tempat bagi para pelanggan menikmati makanan dan juga suasana. Cukup nyaman menurut saya, dan saya rasa banyak orang lainnya karena kedai ini selalu ramai tiap harinya.
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, 3,5/5 bintang saya berikan untuk kedai pizza ini. Quiet tricky on choosing the menu, recomended lah untuk tempat nongkrong yang nyaman tanpa harus menguras kantong terlalu dalam.
Panties Pizza terleta di Jl Kebangkitan Nasional No. 63 Penumping Solo, sebelah barat sate Yu Rebi, tempatnya cukup strategis dan mudah di cari.
4 comments:
Kalau lihat makanan pizza ini jadi ngiler Sob, apalagi kalau di hidangkan dalam keadaan masih panas. hm,,,,,,
Salam
Unik juga sih pelayananya memakai sistem self serving, padahal biasanya untuk ukuran western food pelayannya yang menyambangi pembelinya di meja
salam kenal teman, ide dari nama dan cara pelayanannya unik juga ya kemudian harganya cukup untuk kantong2 kita-kita..:)
@Indra Kusuma Sejati
Keju mozarella yang meleleh kayak karet itu yang bikin ngiler mas :)
@Andika Hermawan
Yups, katanya sih untuk mengurangi jumlah pegawai, yang pada akhirnya berdampak pada harga pizza yang gak terlalu mahal
@sardiasmed
Salam kenal juga, yups bener banget :)
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar disini. Mohon maaf komentar berupa spam, scam dan iklan akan dihapus