Tuesday 25 June 2013

[Obrolan Dapur] Tentang Roti



Foto diatas adalah roti yang saya buat kemarin. Apakah anda bisa melihat sesuatu yang "aneh" pada roti tersebut? Bukan... Roti tersebut tidak berisi alien yang bisa bergerak sendiri :))

Ceritanya kemarin saya mencoba bereksperimen dengan adonan roti, baik untuk bahan, takaran serta cara pembuatannya.

Sebelum saya bercerita tentang roti yang kemarin saya buat, saya akan sedikit bergossip tentang roti yang biasa kita temui di toko. Kalau kita perhatikan ada dua macam roti yang tersedia di pasaran, yaitu roti yang bertekstur lembut dan bertekstur keras. Roti bertekstur keras biasa kita temui pada produk roti buatan Eropa (French toast/ roti tongkat salah satunya). 

Ada banyak hal yang menyebabkan tekstur roti berbeda-beda. Salah satu diantaranya adalah dari bahan-bahan yang di gunakan. Sering kali kita menemukan pada resep roti manis dicantumkan bahan susu, telur dan juga terigu berprotein tinggi. Kandungan protein yang ada pada bahan-bahan tersebut lah yang menyebabkan lembut tidaknya roti yang dihasilkan nantinya. Selain itu juga jumlah cairan dan juga lemak (mentega atau butter) yang ditambahkan jika cairan dan lemak yang ditambahkan kurang, maka hasilnya roti akan keras. 

Sekarang tentang roti yang saya buat kemarin. Eksperimen yang saya lakukan kemarin adalah saya tidak menggunakan baik susu maupun telur pada resep, sedangkan terigu yang saya gunakan kemarin adalah terigu biasa. Terigu untuk roti biasa disebut terigu Cakra (mengacu pada merek sebenarnya, sedangkan terigu biasa sering juga disebut terigu segitiga (sekali lagi mengacu pada merek).

Satu lagi eksperimen yang saya lakukan adalah, saya tidak menggunakan ragi instant (fermipan untuk mengembangkan adonan). Nah lho... Terus gimana caranya adonannya bisa mengembang. Saya menggunakan sedikit adonan Bakpao Panggang (yang belum dimasak tentu saja) sebagai pengembangnya. FYI ragi instant/fermipan merupakan bibit jamur dan adonan merupakan media bagi jamur untuk berkembang.

Oh iya, saya dapat idenya gegara keinget dulu pernah liat atau baca dimana gitu mengenai sebuah toko roti yang menggunakan cara seperti itu sejak puluhan tahun lalu.

Kembali ke roti saya. Setelah semua bahan diuleni menjadi sebuah adonan yang kalis, saatnya untuk di diamkan/ ditenangkan agar jamur tumbuh dan adonan mengembang. Berbeda dengan apabila kita menggunakan ragi instant, waktu yang diperlukan untuk adonan mengembang dengan cara yang saya pakai kemarin relatif lebih lama.

Kalau menggunakan ragi instant cukup diistirakatkan selama 30 - 60 menit, kalau adonan kemarin 60 menit adonan masih anteng, belum ada mengembang-mengembangnya. 

Daaan... Celakanya saya kelupaan dengan adonan ini, karena sibuk ngerjain yang lainnya, saya baru nyadar dengan keberadaan adonan tersebut yang tergeletak pasrah diatas kulkas pukul 10 malam, saya membuatnya sekitar pukul 3 sore. 

Adonannya sudah mengembang 2x lipat (bahkan lebih). Ketika saya kempiskan dan diuleni lagi, adonannya tidaklah sekalis adonan yang kemarin (kurang elastis kalau saya bilang). Adonan tersebut saya bagi menjadi beberapa bagian untuk kemudian saya masukkan kedalam cetakan dan kemudian diistirahatkan untuk yang kedua kalinya sebelum saya panggang.

Adonan saya istirahatkan selama hampir 30 menit, adonannya bisa mengembang namun tidak seperti yang saya harapkan. Biasanya waktu istirahat yang kedua ini cukup 5 sampai 10 menit. 

Selama proses memanggang saya lihat, rotinya mengembangnya tidak sebagus roti di pasaran, tidak mulus dan ada retakan-retakan (terutama dibagian pinggirnya). Ngerasa agak-agak aneh juga ngeliatnya sih. 

Kurang lebih 30 menit dipanggang, akhirnya rotinya matang juga (oh iya, saya pakai oven kompor yang bentuknya kotak kayak brangkas itu). Daaaan.... Hasilnya keras sodara-sodara. Nyengir-nyegir dah ngeliatnya :))

Kesimpulan
Membuat roti tidaklah semudah yang dibayangkan, ada banyak hal yang harus diperhatikan.  Terutama ketelatenan, ketepatan takaran bahan dan ketepatan waktu dalam mengistirahatkan adonan dan memanggang.

Oh iya, it's fun koq buat bereksperimen, walaupun nanti hasilnya tidak seperti yang kita harapkan atau bayangkan. Jangan takut mencoba, karena banyak masakan yang sekarang ini terkenal berawal dari coba-coba. 

Terakhir, walaupun bentuknya aneh, mirip permukaan planet Mars, tapi untuk rasanya tetep enak koq (agak-agak sedikit lebih asin karena terlalu lama di istirahatkan)

2 comments:

Indra Kusuma Sejati said...

Kaya roti Francis ya keras. Tapi kelihatannya enak untuk teman ngopi nih.

Salam wisata

Djaw! said...

@Ejawantah Wisata
Iya mas, akan lebih nyamleng klo disajikan dengan olesan mentega atau selai

Salam Pawon :D

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar disini. Mohon maaf komentar berupa spam, scam dan iklan akan dihapus

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes